A. PENDAHULUAN
Mata adalah salah satu kompenen terpenting dalam kehidupan. Karena dalam beraktifitas manusia pada umumnya selalu menggunakan penglihatannya, dengan mata kita dapat mengamati dan mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik, tentunya tanpa mengesampingkan alat indra yang lain. Mata adalah sumber cahaya, dari sana kita tahu apa itu biru, putih, hitam dan lainnya. Apa jadinya jika nikmat melihat tidak diizinkan menyertai kehidupan kita?. Ibarat pepatah berkata : “tiada gading yng tak retak’, hal ini senada dengan makna bahwa tiada manusia yang sempurna. Lalu apa itu tunanetra?, apa saja hal yang dapat menyebabkannya, bagimana seorang anak dapat mengikuti proses penddikan? Bukankah setiap manusia berhak mendapat pengarahan dan pendidikan yang layak?
Oleh karena itu, para calon pendidik perlu mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan anak berkebutuhan khusus. Terutama mengenai anak tunanetra, agar mampu menyalurkan pendidikan dan menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan porsi, posisi dan tujuannya secara tepat.
B. PEMBAHASAN
1. Pengrtian Anak Tunanetra
Organ mata yang normal dalam menjalankan fungsinya sebagai indra penglihatan melalui proses pantulan cahaya dari objek di lingkungannya ditangkap oleh mata melewati kornea, lensa mata dan membentuk bayangan nyata, terbalik, diperkecil pada retina.selanjutnya melalui syaraf penglihatan bayangan benda dikirim ke otak dan terbentuklah kesadaran orang tentang objek yang dilihatnya.
Sedangkan organ mata yang yang tidak normal atau berkelainan yaitu bayangan benda yang ditangkap oleh mata tidak dapat dteruskan oleh kornea, lensa mata, retina dan ke syaraf karena suatu sebab, misalnya kornea mata mengalami kerusakan, kering, keriput, lensa mata menjadi keruh, atau syaraf yang menghubungkan mata dengan otak mengalami gangguan. Seseorang yang mengalami konisi tersebut dikatakan sebagai penderita kelainan penglihatan atau tunanetra.[1]
Berdasarkan acuan tersebut, anak tunanetra dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu ;
a. Buta
Dikatakan buta jika anak sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar (visusnya= 0).
b. Low Vision
Bila anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajaman lebih dari 6/21, atau jika anak hanya mampu membaca headline pada surat kabar.[2]
2. Klasifikasi Anak Tunanetra
Klasifikasi tunanetra secara garis besar dibagi empat yaitu:
a. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan
1) Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
2) Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
3) Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
4) Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
5) Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.
b. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan
1) Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
2) Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.
3) Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.
c. Berdasarkan pemeriksaan klinis
1) Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200 dan atau memiliki bidang penglihatan kurang dari 20 derajat.
2) Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70 sampai dengan 20/200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.
d. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
1) Myopia; adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek didekatkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita Myopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa negatif.
2) Hyperopia; adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita Hyperopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif.
3) Astigmatisme; adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda baik pada jarak dekat maupun jauh tidak terfokus jatuh pada retina. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan kacamata koreksi dengan lensa silindris.[3]
3. Etiologi Anak Tunanetra
Secara etiologi, timbulnya ketunanetraan disebabkan oleh faktor endogen dan faktor eksogen, seperti keturunan (herediter), atau karena faktor eksogen seperti penyakit, kecelakaan, obat-obatan, dan lain-lainnya. Demikian pula dari kurun waktu terjadinya, ketunanetraan dapat terjadi pada saat anak masih berada dalam kandungan, saat dilahirkan, maupun sesudah kelahiran.[4]
Faktor yang menyebabkan terjadinya ketunanetraan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pre-natal
Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan, antara lain:
1) Keturunan
Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra.
2) Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan
Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan dapat disebabkan oleh:
ü Gangguan waktu ibu hamil.
ü Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.
ü Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
ü Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.
ü Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.
b. Post-natal
Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain:
1) Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat atau benda keras.
2) Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga baksil gonorrhoe menular pada bayi, yang pada ahkirnya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.
3) Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, misalnya:
ü Xeropthalmia; yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A.
ü Trachoma; yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon trachomanis.
ü Catarac; yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.
ü Glaucoma; yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat.
ü Diabetik Retinopathy; adalah gangguan pada retina yang disebabkan karena diabetis.
ü Macular Degeneration; adalah kondisi umum yang agak baik, dimana daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk.
ü Retinopathy of prematurity; biasanya anak yang mengalami ini karena lahirnya terlalu prematur.
4) Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan, dll.[5]
4. Dampak Ketunanetraan
a. Dampak terhadap Kognisi
Individu tunanetra menyandang kelainan dalam struktur fisiologisnya, dan mereka harus menggantikan fungsi indera penglihatan dengan indera-indera lainnya untuk mempersepsi lingkungannya. Banyak di antara mereka tidak pernah mempunyai pengalaman visual, sehingga konsepsi orang awas mereka tentang dunia ini sejauh mungkin berbeda dari konsepsi orang awas pada umumnya.
b. Dampak terhadap Keterampilaan Sosial
Peran orang tua sangat penting dalam perkemabangan anak tunanetra. Akibat ketunaan yang dialami tidak jarang orang tua merasa malu dan tidak menerima keadaan yang dialami oleh sang anak. Tidak jarang hal ini sering menimbulkan permasalahan pada kedua orang tuanya, dan bisa memicu perceraian. Namun jika kedua orang ua bisa saling menerima keadaan sang anak itu bisa berdampak baik pada perkembangan si anak sendiri
c. Dampak terhadap Bahasa
Pada dasarnya perkembangan bahasa pada anak tunanetra tidak jauh berbeda dengan anak awas pada umumnya. Mereka bisa berkomunikasi dengan baik dengan mereka yang awas. Dalam belajar berkomunikasi mereka sama-sama mendengarkan.
d.Dampak terhadap Orientasi dan Mobilitas
Ketrampilan mobilitas ini sangat terkait dengan kemampuan orientasi, yaitu kemampuan untuk memahami hubungan lokasi antara satu obyek dengan obyek lainnya di dalam lingkungan. Agar anak tuna netra memiliki rasa percaya diri untuk bergerak secara leluasa di dalam lingkungannya bersosialisasi, mereka harus memperoleh latihan orientasi dan mobilitas.[6]
5. Fungsi Panca Indra Bagi Anak Tunanetra
Seorang yang kehilangan penglihatan , biasanya pendengaran dan perabaan akan menjadi sarana alternatif yang digunakan untuk melakukan pengenalan terhadap lingkungan sekitarnya. Kelebihan indra pendengaran sebagai transmisi dalam berinteraksi dengan lingkungan bqgi qnqk tunanetra dapat membantu memberikan petunjuk tentang jarak atau arah objek dengan mengenal suaranya. Oleh karena itu, tidak heran jika pengertian anak tunanetra terhadap benda atu objek yang dikenalinya cenderung bersifat verbalistis, yakni pengenalan sebatas kata-kata atau suara tanpa memahami makna atau hakikat benda atau objek yang dikenalinya.
Urgensi perbaan bagi anak tunanetra dapat memberikan gambaran secara konkret mengenai ukuran, posisi, temperatur, berat dan bentuk, disamping itu juga berguna sebagai pengganti mata dalam kegiatan membaca tulisan yang menggunakan huruf Braille. Oleh karena itu, Kondisi jari-jari tangan disamping dijaga dari hal-hal dapat mengganggu sensivitasnya juga dibantu dengan latihan yang intensif untuk meningkatkan kepekaan hasil rabaan terhadap titik-titik timbul yang menjadi formasi huruf pada tulisan Braille.[7]
6.Kondisi Kecerdasan Anak Tunanetra
Heyes, seorang ahli pendidikan anak tunanetra telah melakukan penelitian terhadap kondisi kecerdasan anak tunanetra. Kesimpulan hasil penelitiannya sebagai berikut :
a.Ketuanetraan tidak secara otomatis mengakibatkan kecerdasan rendah.
b.Mulainya ketunanetraan tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan
c.Anak tunanetra ternyata banyak yang berhasil mencapai prestasi intelektual yang baik, apabila lingkungan memberikan kesempatan dan motifasi kepada anak tunanetra untuk berkembang.
d.Penyandang ketunanetraan tidak menunjukan kelemahan dalam intelegensi verbal.
Cruickshank pada tahun 1980 menjelaskan bahwa aplikasi terhadap struktur kecakapan anak tunanetra yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengkomparasikan dengan anak normal, antara lain sebagai berikut :
a.Anak tunanetra menerima pengalaman nyata yang sama dengan anak normal, dari pengalamannya tersebut kemudian diintegrasikan kedalam pengertiannya sendiri
b.Anak tunanetra cenderung menggunakan pendekatan konseptual yang abstrak menuju ke konkret, kemudian menuju fungsional serta terhadap konsekuensinya, sedangkan pada anak normal yang terjadi sebaliknya.
c. Anak tunanetra perbendaharaannya kata-katanya terbatas pada definisi kata.
d. Anak tunanetra tidak dapat membandingkan terutama dalam hal kecakapan numerik.
Masih dalam konteks yang sama, Lowenveld menyebutkan bahwa keterlambatan tersebut terjadi karena terbatasnya hal-hal berikut :
a. Tingkat variasi dan pengalaman yang diperoleh anak tunanetra
b. Kemampuan untuk memperolehnya
c. Kontrol dari lingkungan dan dari anak tunanetra sendiri dalam hubungan antara keduanya.[8]
7.Alat pendidikan
a. Alat pendidikan khusus anak tunanetra antara lain:
Reglet dan pena, mesin tik Braille, computer dengan program Braille, printer Braille, abacus, calculator bicara,kertas braille, penggaris Braille, kompas bicara.
b. Alat Bantu
Alat bantu pendidikan bagi anak tunanetra sebaiknya menggunakan materi perabaan dan pendengaran.
1) Alat bantu perabaan sebagai sumber belajar menggunakan buku-buku dengan huruf Braille.
2) Alat bantu pendengaran sebagai sumber belajar diantaranya talking books (buku bicara), kaset (suara binatang), CD, kamus bicara
c. Alat Peraga
Alat peraga tactual atau audio yaitu alat peraga yang dapat diamati melalui perabaan atau pendengaran. Alat peraga tersebut antara lain:
1) benda asli : makanan, minuman, binatang peliharaan (kucing, ayam, ikan hias, dll) tubuh anak itu sendiri, tumbuhan/tanaman, elektronik, kaset, dll.
2) benda asli yang diawetkan : binatang liar/buas atau yang sulit di dapatkan,
3) benda asli yang dikeringkan (herbarium, insektarium)
4) benda/model tiruan; model kerangka manusia, model alat pernafasan, dll.
5) gambar timbul sesuai dengan bentuk asli; grafik, diagram dll.
6) Gambar timbul skematik; rangkaian listrik, denah, dll.
7) Peta timbul; provinsi, pulau, negara, daratan, benua, dll.
8) Globe timbul.
9) Papan baca.
10) Papan paku
8. Model Pendidikan
a. Pendidikan Khusus (SLB)
SLB adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
1) Sekolah Luar Biasa (SLB) Tunanetra; yaitu sekolah yang hanya memberikan pelayanan pendidikan kepada anak tunanetra.
2) Sekolah Dasar Luar Biasa; yaitu sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus, dengan bermacam jenis kelainan yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa.
b. Pendidikan Terpadu
Pendidikan Terpadu ialah model penyelenggaraan program pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus yang diselenggarakan bersama-sama dengan anak normal dalam satuan pendidikan yang bersangkutan di sekolah reguler (SD,SMP, SMA dan SMK) dengan menggunakan kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan yang bersangkutan (Kepmendikbud No. 002/U/1986).
Dalam pendidikan terpadu harus disiapkan:
1) Seorang guru Pembimbing Khusus (Guru PLB)
2) Sebuah ruangan khusus yang dilengkapi dengan alat pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus . Ruangan khusus ini dibuat dengan tujuan apabila anak yang berkebutuhan khusus tersebut mengalami kesulitan di dalam kelas, maka ia dibawa ke ruang khusus untuk diberi pelayanan dan bimbingan oleh guru Pembimbing Khusus
c. Guru Kunjung
Di dalam sistem Pendidikan Luar Biasa terdapat sebuah model pelayanan pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus yaitu dengan model Guru Kunjung. Model guru kunjung ini dilakukan dalam upaya pemerataan pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus usia sekolah. Oleh karena sesuatu hal, anak tsb tidak dapat belajar di sekolah khusus atau sekolah lainnya.
Pelayanan pendidikan dengan model guru kunjung ini bisa dilaksanakan di beberapa tempat, diantaranya;
1) Rumah anak tunanetra sendiri.
2) Pada sebuah tempat yang dapat menampung beberapa anak tunanetra
3) Rumah sakit
4) Dll.
Kurikulum yang digunakan pada model guru kunjung adalah kurikulum PLB, kemudian dikembangkan kepada program pendidikan individual yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing anak.
d.Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif adalah pendidikan reguler yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang memerlukan pendidikan khusus pada sekolah reguler dalam satu kesatuan yang sistemik.
Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 0491/U/1992, anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti tunanetra dapat belajar secara terpadu dengan anak sebaya lainnya dalam satu sistem pendidikan yang sama. Layanan pendidikan di dalam pendidikan inklusif memperhatikan:
1) Kebutuhan dan kemampuan siswa
2) Satu sekolah untuk semua
3) Tempat pembelajaran yang sama bagi semua siswa
4) Pembelajaran didasarkan kepada hasil assessment
5) Tersedianya aksesibilitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga siswa merasa aman dan nyaman.
6) Lingkungan kelas yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang fleksibel, yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa.[9]
C.PENUTUP
Dari uraian di atas penggolongan tunanetra dapat diklasifikasikan menjadi 6 yaitu: 1. Anak tunanetra total bawaan atau yang diderita sebelum usia 5 tahun; 2. Anak tunanetra total yang diderita setelah usia 5 tahun; 3. Anak tunanetra sebagian karena faktor pembawaan; 4. Anak tunanetra sebagian akibat sesuatu yang didapat kemudian; 5. Anak dapat melihat sebagian karena faktor bawaan; 6. Anak dapat melihat sebagian akibat tertentu yang didapat kemudian.
Anak tunanetra cenderung memiliki berbagai masalah baik yang berhubungan dengan pendidikan, sosial, emosi, kesehatan, pengisian waktu luang maupun pekerjaan. Semua masalah tersebut perlu diantisipasi dengan memberikan layanan pendidikan, arahan, bimbingan, latihan sehingga masalah yang timbul dapat diantisipasi sedini mungkin[10]. Oleh karena itu agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada pertumbuhan dan masa depan anak, anak berkelainan harus ditangani dengan cara sungguh-sungguh suapaya mereka dapat tumbuh, berkembang serta berprestasi sebagaiman anak normal pada umumnya.
semoga bermanfaat ....
History of the Indian Temple Building
Types of stone architecture. There are two types of stone architecture, Rock cut. Rock-cut architecture is made by carving into natural rock. Usually hewn into the sides of mountain ridges, rockcut structures are made by excavating rock until the desired forms are achieved.Stone built. The focus of this guidebook, stone-built architecture, on the other hand, involves assembling cut stone pieces to form a whole. Buddhism gets the ball rolling.
- corporate travel management, sbi foreign travel card, government travel card login, axis bank travel card login, icici bank travel card login, wiki travel, government travel card training, travelers business insurance, business travel agency, corporate travel planners, best business credit cards for travel, corporate travel agent, best credit card for travel miles, travel points credit card, icici travel card, travel credit cards no annual fee, credit cards for travel miles, travel rewards credit cards, best travel rewards credit card, deem travel, travel management company, best credit card for travel points, folding dress shirts for travel, best travel cards, travel credit cards, travelers insurance workers comp, best travel credit card no annual fee, what are travelers checks.
best travel insurance for usa, travel insurance companies, how far does a cough travel, travellers diarrhea, best travel rewards credit cards, traveling nursing jobs, best time to travel to southeast asia, travel insurance plans, american express travel notification, credit card travel insurance.
The first stone architecture in India was rock cut and executed by Buddhist monks; prior to these structures, all architecture had been made of wood. The most impressive examples were rock-cut religious sanctuaries, excavated directly out of the basalt mountains lining the western edge of the Deccan Plateau, the elevated, v-shaped landmass that comprises most of the Indian peninsula. The caves at Ajanta - as well as those at nearby Bedsa, Bhaja, Karla, Kondane, Nashik, and Pitalkhora - were part of this initial wave of excavations.
- travel rewards card, travel rewards cards, travelers commercial insurance, axis bank travel card, corporate traveller, best travel rewards card, best travel rewards credit card 2017, best card for travel miles, top travel credit cards, icici travel card login, corporate travel services, best travel credit card offers, the best travel credit card, go hilton team member travel program, traveling insurance, best credit card for air travel, how to fold a dress shirt for travel, apec business travel card, travel credit cards for students, travelers workers comp phone number, citibank travel card, credit card for international travel, good travel credit cards, should i use a travel agent, christopherson business travel, best airline travel credit card, best credit card for travel benefits, post office travel card, citibank government travel card login, one travel credit card, citi gov travel card, travelers brewery, visa travel credit card, what is the best travel rewards credit card, best no fee travel credit card.
Inspiration for India's rock architecture Early Buddhist architecture was likely indirectly inspired by that of the Egyptians. The Egyptians were probably the first civilization in the world to construct stone architecture; they began with stone-built pyramids in the 27th century BCE (Djoser's Step Pyramid in Saqqara) and continued with rock-cut tombs in the 16th century BCE (Valley of the Kings in Luxor).
travel credit card offers, american express platinum travel benefits, business travel, best credit card for travel insurance, travel voucher army, citi government travel card, travel card 101, credit card for travel, best credit card for international travel, best travel credit card 2017, compare travel credit cards, which seismic waves travel most rapidly, best credit card for foreign travel, best travel rewards cards, gov travel card, best travel credit card, travel and tourism degree, travel time pay for hourly employees, travel card, us bank corporate travel, travelers workers comp, best travel hashtags, defense travel system, best credit cards for travel rewards, wells fargo travel notice, best credit cards for travel, best credit cards for travel miles, castaway travel, travel insurance international, travel to mexico with green card.
At the same time, similar stone-built pyramids, called ziggurats, were being built not too far away in Mesopotamia (modern day Iran and Iraq); the earliest probably date from the late part of Sumeria's Early Dynastic period (2900-2350 BCE). The ziggurat pyramid design, however, was never transformed from stepped to smooth edged, as was the case in Egypt.
- amex platinum travel benefits, best travel card, travel debit card, best credit card for travel rewards, what is the best credit card for travel, travel reward credit cards, credit cards with travel rewards, american airlines award travel, government travel card citi, best credit cards for travel abroad, bankamericard travel rewards credit card, health insurance traveling abroad, travel credit card, the mark travel corporation, travelers home insurance login, thomas cook travel card, citi travel card, credit cards for travel, travel lounge, best travel points credit card, international travel medical insurance, best credit card for travel, best credit cards for international travel, travel rewards credit card, travel credit cards for bad credit, citi dod travel card, international travel health insurance, business travel tips, lotus traveler, best credit cards for travel points, corporate travel, travel savings card, buy travel insurance, best credit card for european travel.
- Egyptian and Mesopotamian forms and building practices were borrowed by the Persians, who embraced rock-cut architecture. In fact, the royal tombs of Darius (522 BCE to 486 BCE) and the rest of the Old Persian (Achaemenid) Empire were rock cut; they are located just outside of the ancient city of Persepolis in modern-day Iran. Most likely drawing on Persian precedent, India's earliest stone architects commenced building rock-cut architecture in the 3rd-2nd centuries BCE. These architects adapted Persian forms - infusing them with local design preferences derived from their existing wood-based architecture and introducing entirely new features to suit their unique religious practices - to create rock caves with an entirely new aesthetic.
travel health insurance canada, visa travel card, law and order svu lost traveler, best travel credit cards, traveler insurance, government travel card, best debit cards for international travel, best rewards credit card for travel, citibank government travel card phone number, best travel reward credit cards, travel times, us bank travel card, defense travel management office, travel insurance for usa visitors, travel health insurance europe, annual travel insurance, chase travel credit card, how to become a traveling nurse, travel trailer insurance quote, travel nursing pros and cons, travel agents australia, travel card 101 answers, medical travel insurance, united travel insurance, travel insurance online, travel insurance medical, john hancock travel insurance, travelers casualty and surety company of america, cruise travel insurance, allianz travel insurance claim, educational travel, credit cards with travel insurance, travel rewards, hertz travel agent, enterprise travel agent, travel insurance quotes, should i get travel insurance.
Why were the Buddhists the first to build in stone? It appears that the Buddhists just happened to have the support of rulers and rich merchants during the critical period in which Persian rock-cut architectural practices began to trickle into the subcontinent. Keep in mind, although the Buddhist faith was founded in India in the 6th century BCE, it did not gain widespread adoption until it received imperial sponsorship by the powerful Mauryan Emperor, Ashoka, who converted to Buddhism and ruled most of the Indian subcontinent from 269-232 BCE. The faith garnered subsequent momentum as a rising merchant class were attracted to Buddhism.
- costco travel insurance, citi government travel card login, citi travel card dod, uw travel clinic, fcm travel, the travel corporation, vietnam travel agency, visa prepaid travel card, citi government travel card online account access, which item is a benefit of using the travel card, mastercard prepaid travel card, travel point, bcaa travel insurance, short term travel health insurance, international travel insurance, travel medical insurance usa, us travel insurance.
american airlines group travel, travel insurance for usa from india, chase sapphire reserve travel insurance, best travel medical insurance, mastercard travel card, bajaj allianz travel insurance, chase reserve travel insurance, travel time to work, exclusive group travel, barclay travel card, travel insurance cancel for any reason, amex travel card, amex travel card, best travel health insurance, chase travel card.